Minggu, 19 Oktober 2014

JILID I - Prolog "Kebahagiaan pada malam Hari"



10 November 2021

Malam itu sungguh suatu malam yang istimewa, teman kecilku Pelangi Malam mengajakku keluar dari panti asuhan untuk menikmati indahnya bintang. Tak kulupakan sedetikpun waktu yang terlentang panjang, aku bahkan tak bisa melepas tangannya yang hangat--- Dia menarikku sambil berlari menerobos gelapnya malam di pinggir sungai.

--Aku benar benar bahagia bisa bersamamu temanku,  kau memang gadis yang tak kenal lelah meskipun kurasa kita telah berlari sekitar 400 meter jauhnya.

Melihat tangan mungilnya yang terus memegang tanganku. Dia berhenti dan mengisyaratkanku untuk tidur di rerumputan melihat tenangnya arus sungai. Kami tidur bersama diatas rerumputan yang hijau melihat indahnya bintang.

“Astaga!, itu adalah rasi bintang scorpio1, lihatlah Bintang Kejora!,”

Dia menyebut namaku dengan suara manisnya. Sambil mengarahkan tangannya keujung langit. 

“Yup, kau benar pelangi,“ 

Aku tersenyum melihat Pelangi bahagia, setidaknya kebahagiaanlah yang ada dihati kami sekarang. Kulihat dia memejamkan matanya dan berkata padaku tanpa suara, aku benar benar ingin mengetahuinya. Sungguh ingin mengetahuinya.

“Pelangi, bisa kau ulangi satu kali lagi”

Dia tersenyum dan melihat kelangit tanpa menunggu dia mengatakan sesuatu.

“Kau tahu apakah pelangi bisa menggapai bintang”

Aku benar - benar bingung dengan pertanyaan yang taksa2 itu. Terhenyak dipikiranku kejanggalan yang tak bisa dimengerti. Mulutku gelagapan saat itu.

“Te-tentu saja, jika pelangi itu lebih tinggi”

“Baiklah Bintang. Aku berjanji akan menggapai mu walau kau setinggi langit”

--Apakah ini mimpi? Aku sangatlah bersyukur mendengar pernyataan ini.

Dia menoleh kewajahku kembali dan memegang pipiku dengan kedua tangannya. Aku benar – benar mematung dan tak bisa bergerak, dia mengumpulkan sebuah tenaga untuk mengatakan sesuatu.

“Bintaaang! Maukah kau menjadi suamiku dimasa depan nanti!”

Suara manisnya menggema melewati arus sungai yang tenang kesegala penjuru. Aku benar benar senang saat itu melihat teman kecilku mengatakan kata yang membuatku terhanyut dalam mimpi. Entah aku merasakan adrenalin3 melesat keluar tanpa berpikir panjang aku meneriakkan suaraku kelangit.

“Tentu saja Pelangiii! Aku ingin sekali menjadi suamimuuu”

Terjebak dalam situasi canggung. Kami berdua terdiam dan tertawa.

“Hahahahaha, kau lucu sekali Bintang”

“Kamu juga sangat imut Pelangi!”

“Jangan lupa yah besok Bintangku!”

--Hah besok? Oh iya itu adalah hari ulang tahunmu, Pelangi. Mengapa aku bisa lupa.

“Yup aku akan memberimu hadiah ulang tahun terbaik Pelangiku!”

Aku hanya bisa tersenyum. Tanpa kami sadari angin sepoi – sepoi membuat kami terhanyut dalam mimpi.

Catatan Penulis:
  1. Rasi bintang Scorpio : (Kalajengking) adalah salah satu dari rasi bintang zodiak. Dalam tradisi Jawa, rasi ini dikenal sebagai Banyakangrem ("angsa mengeram") karena bentuknya menyerupai "S" seperti leher angsa. Rasi scorpio biasanya digunakan sebagai petunjuk arah tenggara. Rasi Scorpio ini menjadi petunjuk arah tenggara. Dalam mitologi yunani kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion.
  2. Taksa : Mempunyai makna lebih dari satu, Meragukan---Bahasa Indonesia Ambigu.
  3. Adrenalin : (bahasa Inggris: adrenaline, epinephrine) adalah sebuah hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.                            

BINTANG KEJORA DAN PELANGI MALAM


19 Oktober 2014

Ini adalah Novel pertamaku yang bergenre Slice of Life, Science-Fiction, Action, dan Fantasy.
Saya Filardi Diyaalhaqq berterimakasih dengan sebesar - besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa karena menganugerahkanku sebuah Imajinasi. dan Novel ini adalah imajinasiku yang telah aku konversi kedalam bentuk bahasa. 

Novel ini bercerita tentang seorang remaja bernama Bintang Kejora yang berjuang untuk menggapai teman masa kecilnya Pelangi Malam, dengan berbagai kenyataan yang pahit dan misteri yang perlahan terungkap. Akankah sang Bintang mampu menggapai pelangi?